Komunitas Esem Sukses Gelar Wicara Tunggal

Komunitas Esem sukses menyelenggarakan wicara tunggal bahasa Jawa dengan judul “Ratu Adil” yang digelar pada hari Selasa tanggal 17 September 2019 di Gedung Sosietet Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Aktor utama dalam wicara tunggal ini yaitu Sugeng Iwak Bandeng atau Sugeng IB, Toelist Semero sebagai sutradara dan Anes Prabu Sajarwo sebagai asisten sutradara.

Ratu Adill dipilih sebagai judul dengan tujuan mengajak masyarakat agar bercermin pada diri sendiri dalam menjalani kehidupan.

““Kami mengambil judul Ratu Adil untuk mengajak masyarakat bercermin kembali kepada diri sendiri dalam menjalani kehidupan. Konteks dari cerita ini yaitu menceritakan seorang pejabat yang terjebak dalam problematika, dimana musuh seorang pejabat adalah kekuasaan dan kewenangan. Ia bisa menggunakan kekuasaan dan  kewenangannya untuk melakukan apapun dengan semaunya sendiri,” ujar Anes.

Dalam penampilan wicara tunggal ini Sugeng IB terlihat sangat pandai dan lincah dalam membawakan perannya sebagai pejabat.

“Yang menarik disini, mas Sugeng itu kan seorang pelawak, pemain dagelan, ketoprak, dan sering menjadi bintang tamu di campursari, kemudian pada malam hari ini mas Sugeng kembali lagi menjadi orang teater karena pada dasarnya mas Sugeng itu adalah orang teater, meskipun sudah lama tidak bermain teater namun pada malam ini mas Sugeng terlihat sangat luar biasa, hafalannya bagus kemudian intensitasnya untuk orang berusia 50-an ini bagus sekali menurut saya tidak ada satupun yang luput.” Tutur Anes selaku asisten sutradara.

Dalam menyiapkan acara ini cukup memakan waktu yang lama yaitu satu bulan lebih, karena ada beberapa kendala seperti kurangnya koordinasi dengan tim musik, penata setting dan aktor. Dimana antara aktor dan tim lainnya memiliki kesibukan masing-masing sehingga sulit untuk menentukan waktu latihan.

Penonton yang menghadiri pada wicara tunggal ini terdiri dari kalangan umum dan kalangan mahasiswa. Menurut Anes manfaat dari pentas ini bagi masyarakat umum untuk bercermin kepada diri sendiri dalam menjalani kehidupan.

“Adapun manfaat pentas wicara tunggal ini untuk mahasiswa khususnya  Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu untuk lebih mengenal tentang teater, selain itu teks atau cerita tentang “Ratu Adil” ini jika sudah dialih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia maka dapat dijadikan sebagai bahan penelitian.” Ujar Dewi mahasiswa PBSI UAD angkatan 2016.

 

Reporter: Yoga & Ika

Leave a Reply