Imaji Tenang
Malam selepas angin bersahutan
Dengan pena seolah tak berisi
Kertas berlomba meminta dicarik
Kacau
Perihal ego yang menarik tuk dihakimi
Terguyur kaku oleh resah
Bahkan nurani tak sampai hati
Menjelang esok
Diharap terkikis tenang
Karya: Annisa Maulida Ramadhani, mahasiswa semester 2 PBSI UAD
Penanti Temu
Sepasang bola mata beradu pandang
Menenggelamkan secercah pinta untuk dikenang
Lamunan akan pengharapan
Muncul diantara kunang gemintang
Tak yakin hilang
Takdir atasmu atas kita
Bersandar pada pilar-pilar kerinduan
Mengenang gerimis yang bergetar
Terjerembab di dalam pekatnya malam
Kurindu sekuntum senyum merekah
Sesegar cahaya dari ufuk timur
Megah merona ,bak bianglala
Karya: Sani Ulva Rahayu, mahasiswa semester 2 PBSI UAD
Pergimu
Tak kuasa ku menahan semua ini
Tak percaya untuk melihat semua ini
Badanmu kini teruntai lemas
Tak lagi aku mendengar suaramu
Matamu terpejam bagai tidur dengan lelapnya
Tubuhmu terbaring ditengah-tengah kerumunan
Lantunan ayat-ayat allah terdengar
Mengiringi pergimu
Kau hanya diam tak bergerak
Menangis, itulah yang ku bisa
Berontak takan merubah semua ini
Kau pergi bersama malaikat yang menjemputmu
Hanya untaian kata Laa ilaha iLLaLLah
Muhammadur Rasulullah yang dapat aku hadiahkan padamu
Pulanglah dengan tenang
Semua kasih sayangmu akan aku kenang
Hingga nanti Tuhan pertemukan kita
Tenanglah di alam yang kau diami kini
Dalam setiap doaku selalu ku sebut namamu
Ibu
Karya: Selvi Rosianingsih, mahasiswa semester 4 PBSI UAD
Jalan Daendeles
Sepanjang subuh, sepanjang pulang
Aku terbayang pohon yang diam
Burung kecil yang berkicau lirih
Ku hitung liku dan simpang jalan
Disini tak ada penjual kembang
Sedang dihalaman tepi jalan
Tak ada cahaya
Hanya hitam
Ku kenang masa kecil
Dongeng dari bibir ibu
Tentang nasib yang dikeramatkan
Tentang orang-orang yang dibantai habis-habisan
Ah di sini tak ada penjual kembang
Hanya jalan yang sepi berkarat
Sungguh,
Tak ada pejual kembang dan makam, sayang.
Bagaimana aku mengenang.
Karya: Leni Gezi, mahasiswa semester 6 PBSI UAD