Persiapan-Persiapan Guru Bahasa untuk Menghadapi Era Society 5.0

Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan diskusi daring bertema “Transformasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Era Super Smart Society (Society 5.0)” melalui siaran langsung di akun instagram @pbsifkipuad pada Sabtu (4-7-2020).

Diskusi ini membahas tentang persiapan-persiapan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, guru, maupun calon guru yang hendak mengajar, untuk menyambut era society 5.0, di antaranya membangun kecakapan literasi, berpikir kritis (High Order of Thinking Skill), menyiapkan cognitive flexibelity skill (kecerdasan fleksibel), berpikir kreatif, dan berinovasi.

”Jika kecakapan-kecakapan tersebut kita miliki, maka kita akan bersiap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. Memang berbicara pembelajaran bahasa tidak terlepas dari kurikulum yang meliputi kebijakan-kebijakan, sarana dan prasarana, serta media yang digunakan,” ungkap Siti Salamah selaku pemateri.

Salah satu strategi dan metode yang dapat dilakukan oleh guru adalah berhenti menggunakan nilai atau skor sebagai tolak ukur evaluasi dalam pembelajaran. Tolak ukur nilai sudah tidak bisa dijadikan patokan untuk menyiapkan generasi super smart society karena tantangan yang akan dihadapi nantinya jauh lebih kompleks. Maka dari itu, guru harus dapat berinovasi untuk menciptakan keadaan yang lebih baik.

“Benar apa yang dikatakan pemateri. Ke depannya, kita akan menghadapi masalah yang kian berat. Seorang pendidik dituntut untuk memiliki pola pikir kreatif dan melakukan inovasi supaya tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik,” tutur Arya Kelana, salah satu peserta. (Ta)

Leave a Reply