Menumbuhkan Dorongan untuk Menebarkan Spirit Dakwah Meliputi Sastra, Budaya, dan Teknologi Melalui PBSI

Sabtu (8/4), Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMPS PBSI) menyelenggarakan sebuah acara kajian keislaman sekaligus buka bersama Keluarga Besar Mahasiswa PBSI FKIP UAD. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa angkatan 2019-2022 di kampus IV UAD. Tujuan diselenggarakannya acara ini yaitu memperdalam agama tentang kehidupan serta hakikat islam melalui sastra, budaya dan teknologi. Selain itu, diharapkan dapat memperkuat silaturahmi antar mahasiswa program studiPBSI.

Kajian mengusung tema “Spirit Dakwah Islam Menyenangkan Melalui Sastra, Budaya, dan Teknologi” yang disampaikan oleh bapak Rio Saputra, S.Pd. Beliau membahas dalam ajaran islam harus bacalah bukan ajarlah yang kemudian dikaitkan dalam jenjang penguasaan bahasa yang terdiri dari membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Nabi Muhammad Saw. juga menyimak wahyu melalui Malaikat Jibril kemudian ia baca dan akhirnya berdakwah.

Rasulullah ketika mendapatkan wahyu menyimak dari malaikat Jibril lalu disuruh membaca setelah itu barulahberdakwah. Karena apa? Karena kita tidak mungkin menyampaikan kebenaran, menyampaikan nasihat baik kalau kekurangan ilmu. Karena dengan membaca kita mendapatkan ilmu,” ucap Beliau menjelaskan.

Selanjutnya Beliau melanjutkan dengan membahas surah Al-‘Alaq ayat 1-5 ternyata dalam surah tersebut juga berkaitan dengan PBSI yaitu pada ayat ke-5 yang memiliki artiDia mengajarkan menusia apa yang tidak diketahuinya’. Bukan hanyadalam ayat ke-5 saja, tetapi dalam ayat lainnya juga berkaitan dengan mengajar, sastra, belajar menulis, dan membaca.

Dalam Islam bukan hanya disuruh membaca tetapi juga mengajar. Secara logika, masuk PBSI untuk belajar bahasa lalu untuk menjadi seorang guru yang tujuan utamanya adalah untuk mengajar.” Lanjutnya.

Menurut Bapak Rio, sering kali umat Islam dibentur-benturkan dengan budaya dan toleransi yang keterusan menjadi asimilasi. Budaya dalam Islam adalah akhlak, sikap, perbuatan, dan perilaku yang menjadi karakter dan kebiasaan. Hal tersebut dapat ditularkan dengan ketauladanan atau berdakwah sehingga menjadi budaya pada seseorang di dalam masyarakat.

Saat ini tentu tidak dapat dipungkiri lagi bagaimana majunya teknologi untuk berdakwah mulai dari sarana dan prasarana berdakwah. Di zaman modern ini berdakwah hanyaperlu menggunakan sosial media seperti melalui sastra dankonten kreatif. Banyak sekali tokoh-tokoh dakwah yang menggunakan alternatif seni salah satunya wali songo, jadi tidak ada alasan bagi kita untuk memulai dakwah.

***Reporter : Khusnul & Annisa Nuratin

***Penyunting : Lulu Keenness Izzati

Leave a Reply