Mengenal Muhammadiyah

Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya.

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman, Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha K.H. Ahmad Dahlan.

Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah dalam anggaran dasar pasal 6 yaitu, “Menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

Rio Pamungkas yang diwawancarai Kamis (30/8/2018) mengatakaan dulu ia tidak tahu apa itu Muhammadiyah. Dulu ia mengetahui Muhammadiyah hanya ketika salat Jumat. Rio akhrinya hijrah dari Jawa Timur ke Yogyakarta untuk mengenal Muhammadiyah.

Menurut Anggaran Dasar pasal 9, Persyarikatan Muhammadiyah disusun bertingkat-tingkat dari bawah ke atas yaitu ranting, cabang, daerah wilayah dan pusat. Sifat Muhammadiyah yaitu beramal dan berjuang untuk perdamaian dan persaudaraan, memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah islamiyah, lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam, dan bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.

Muhammadiyah memiliki beberapa organisasi otonom, yaitu: ‘Aisyiyah (Wanita Muhammadiyah), Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah (Putri Muhammadiyah), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Hizbul Wathan (Gerakan kepramukaan) dan Tapak Suci Muhammadiyah (Perguruan silat).

Pada masa kepemimpinan Kyai Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan dan Pekajangan (sekitar daerah Pekalongan sekarang). Selain Yogya, cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Kini, Muhammadiyah sudah tersebar ke seluruh Indonesia. (ATL)

Leave a Reply