Mengenal BIPA Perlu Kesabaran

Sabtu (20-6-2020) Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan acara bincang-bincang daring PBSI Menyapa melalui siaran langsung di akun instagram @hmpspbsiuad dan @pbsifkipuad dengan tema “Mengenal BIPA di UAD”.

Pemateri menyampaikan bahwa menjadi pengajar BIPA membutuhkan kesabaran. Kunci sabar begitu diperlukan karena adanya perbedaan pemahaman dan budaya dari mahasiswa BIPA dengan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Ditambah juga dengan teknik mengajar dan karakter dari tiap mahasiswa BIPA harus diperhatikan oleh pengajar agar pembelajaran bisa efektif.

Pemateri sangat menyayangkan kepada orang yang tidak mendaftar sebagai mentor Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), hanya karena alasan tidak lihai bahasa asing. Padahal yang diperlukan adalah niat, karena mahasiswa BIPA sendiri telah diseleksi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negaranya, kemudian dites ulang di Jakarta. Setelah itu, barulah mereka akan mendaftar di universitas yang mereka inginkan. Namun, di UAD sendiri akan menyeleksi mahasiswa BIPA yang nantinya akan dikelompokkan menurut kelas.

Sangaji Anwar sebagai peserta dan mahasiswa PBSI menuturkan, “Saya tertarik dengan acara ini karena saya menyukai hal yang berbau warga asing. Ilmu yang disampaikan oleh pemateri condong pada penerapannya secara nyata sehingga menyenangkan, dan terakhir adalah kenyataan saat ini di mana penggiat BIPA itu masih sangat sedikit di Indonesia.” Ia juga menambahkan, BIPA adalah suatu hal yang menyenangkan dan memberikan banyak pengalaman. Sangat disayangkan banyak orang Indonesia belum memiliki keberanian untuk terjun menjadi penggiat BIPA terutama mahasiswa.

 

————

Penulis: Hilma Mufidah dan Diksi Pradipta

 

Leave a Reply