Makam Raja-Raja Mataram Kotagede sebagai Tempat Kunjungan Bersejarah

       Yogyakarta semula menjadi lokasi kerajaan besar berdiri sebelum Belanda memecah menjadi beberapa bagian. Salah satunya, yaitu kerajaan Mataram Islam yang merupakan cikal-bakal dari Kesultanan Ngayogyakarta. Tepatnya, pada kawasan Kotagede, sebuah makam kerajaan Mataram bertempat di Jl. Masjid Besar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berdiri menjadi tonggak dari sebagian sejarah dan kini telah dibuka untuk umum.

         Para wisatawan diperkenankan untuk mengunjungi dan mengakses bagian dari Kerajaan Mataram oleh Sutawijaya, baik berkunjung ke Kompleks Masjid Gede Mataram Kotagede, Sendang Seliran Putra-Putri, ataupun mengunjungi Makam Kandjeng Sultan. Ia dinobatkan sebagai sultan pertama di Kerajaan Mataraman Islam dengan gelar Penembahan Senopati. Pemerintahan Panembahan Senopati berjaya tahun 1579 Tahun Masehi dan wafat 1601 Tahun Masehi. Makamnya tepat berdekatan dengan sang ayahnya.

Tidak sembarangan orang dapat mengunjungi area pemakaman tersebut. Meskipun dibuka untuk umum, tetapi khalayak tentunya perlu mementingkan kesopanan untuk dapat memasuki tempat sakral tersebut. Para pengunjung patut mentaati peraturan masuk makam yang berlaku. Adapun untuk wanita, diwajibkan mengenakan kain jarik, kemben, dan melepaskan jilbab atau tudungnya. Sementara, para lelaki mengenakan busana peranakan, kain jarik, dan blangkon. Peziarah dilarang untuk memotret di area pemakaman. Hal itu, tentunya berkesinambungan dengan busana dan tata krama yang berlaku.

“Jika di dalam makam, saya biasanya akan bersih-bersih dan mencabuti rerumputan. Pengunjung-pengunjung yang datang dari jauh biasanya untuk berziarah. Tetapi, wisatawan tidak bisa sembarangan masuk atau menyewa busana. Biasanya ada waktu khusus, misalnya di hari Selasa Wage,” sebut Wijiatun, salah satu pengunjung yang tim temui, (03/06/2023).

Menurut Wijiyatun, ia pernah masuk ke dalam makam. Katanya, area pemakaman berisi banyak makam, yaitu makam raja pertama dan kedua kerajaan mataram, selir, dan abdi dalem.  “Kami di sini bermain, membuat konten Tiktok. Selain itu, kami sering mandi di sini karena mitosnya, jika mandi dan minum bisa menambah awet muda.” Tutur Yuli, salah satu pengunjung lain.

*** Reporter: Nanda & Arif***

***Penyunting: Jemi Batin Tikal***

Leave a Reply