Linguistik Bukan “Momok” bagi Mahasiswa PBSI

Iswatmi (23 tahun) merupakan seorang mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2014. Ia dinobatkan sebagai mahasiswi lulusan terbaik satu dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2019. Tepatnya ia wisuda pada hari Sabtu, 23 Maret 2019.

Menjadi lulusan terbaik satu tentu merupakan sebuah prestasi yang membanggakan bagi Iswatmi sendiri. Dari sekian banyak mahasiswa yang wisuda hanya dipilih tiga lulusan terbaik setiap periodenya. Oleh sebab itu, berarti ada proses penilaian yang ketat dari pihak Prodi.

Menurut Iswatmi mahasiswa prodi PBSI setahu saya penilaian dilihat dari ipk mahasiswa saat lulus, kebetulan periode Maret ada 2 mahasiswa yang berIPK 3,77 untuk penentuan yang terbaik 1 dan 2 bisa dilihat dari prestasi dan nilai skripsi. Karena IPK dan prestasi saya dan Dara sama, maka dilihat dari nilai skripsi.

Ia mengambil skripsi S1 di bidang linguistik, tepatnya bidang sintaksis tentang Frase Adjektiva. Bidang linguistik sendiri di kalangan mahasiswa Prodi PBSI menjadi sebuah momok yang menakutkan. Kebanyakan mahasiswa PBSI lebih memilih mengambil bidang pendidikan dan bidang sastra.

“Memang dari angkatan saya kebanyakan teman-teman mengambil skripsi bidang pendidikan dan bidang sastra. Bidang sastra mejadi yang paling banyak diminati mahasiswa daripada bidang lainnya. Untuk skripsi di bidang linguistik sendiri masih jarang di prodi PBSI UAD” Ujar Ismawatmi.

Mahasiswi asal Gunung Kidul ini mengambil bidang linguistik karena memang kesukaannya terhadap bidang bahasa. Ia mulai suka dengan linguistik sejak semester 3. Ketika ditanya tentang pendapatnya mengenai bidang linguistik, ia sempat mengakui bahwa linguistik memang menjadi momok yang menakutkan di kalangan mahasiswa PBSI. Hal tersebutlah yang membuatnya menjadi tertantang untuk lebih mendalami bidang linguistik.

“Banyak memang yang menganggap bahwa linguistik itu sulit. Tentu Mahasiswa yang mengatakan seperti itu berasal dari pengalaman mereka saat mengikuti perkuliah dikelas, tidak suka dengan materi adalah salah satu yang menjadi alasan mereka” Ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa mahasiswa terkadang sedikit egois karena tidak suka dosennya imbasnya tidak suka dengan mata kuliah. Untuk mengubah pola pikir yang seperti itu pertama suka dulu dengan mata kuliahnya. Jika sudah suka kita akan mudah paham walaupun dosennya yang mengajar kurang asyik.

“Mahasiswa seharusnya tidak boleh egois karena tidak menyukai dosen lalu tidak suka juga terhadap mata kuliah yang diajarkan dosen tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut tentu hal yang harus ditanamkan yaitu sukai dulu dosennya. Ketika sudah suka dengan dosennya aka akan mudah untuk paham dengan materi yang disampaikan. Lalu ditambah dengan mencari referensi dari berbagai sumber untuk menambah ilmu yang belum disampaikan oleh dosen”. Ujarnya

Dalam mengerjakan skripsi ia sempat mengalami berbagai kendala seperti kesulitan dalam mencari data. Data yang kurang atau tidak cocok menjadi penyebabnya sehingga dibutuhkan usaha yang lebih keras lagi. Semangatnya juga sempat menurun ketika teman-teman satu angkatan sudah banyak yang wisuda di bulan November, akan tetapi ia masih belum selesai mengerjakan skripsi.

Hal tersebut sempat membuat semangat untuk mengerjakan skripsi hilang. Hampir 2 bulan ia tidak menemui dosen pembimbing skripsi. Namun kemudian ia bangkit lagi berkat dorongan dari orang tua serta ibu Sudarmini S.Pd, M.pd yang menjadi dosen pembimbingnya.

Ia berharap nantinya semakin banyak lagi mahasiswa PBSI yang berminat untuk mengambil penelitiannya di bidang linguistik. Selain itu ia juga berharap nantinya PBSI UAD bisa menghasilkan lulusan yang unggul dalam berbagai bidang dan bisa berguna di masyarakat.

“Harapannya untuk mahasiswa-mahasiswa PBSI semoga semakin banyak yang berminat untuk mengambil bidang linguistik. Semoga mahasiswa PBSI bias mulai merubah pola pikir bahwa linguistik itu tidak menakutkan seperti yang mereka bayangkan. Karena yang saya rasakan mengambil bidang linguistik itu sangat mengasyikan” Ujarnya.

 

Reporter: Yoga dan Melinda

2 Comment

  1. Fajar Nur Syafitri says: Reply

    Wahhhh jadi termotivasi nih 😍

    1. adminwebkreskit says: Reply

      semangat!!

Leave a Reply