Kelas Selalu Ribut, Bagaimana Solusinya?

(Sumber foto: theconversation.com)

 

Jika guru hanya duduk di balik meja, siswa yang berada di bangku belakang akan ribut: menciptakan dunianya sendiri tanpa harus memerhatikan guru di depan kelas. Mereka selalu berisik dan sering melempar pesawat kertas. Tertawa terbahak-bahak entah karena hal apa. Kelakuannya dapat mengganggu siswa lain yang sedang fokus belajar. Hm … kalau suasana kelas setiap hari seperti ini, kira-kira bagaimana jadinya, ya?

Setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda. Terkadang, menjadi guru dituntut untuk memahami perbedaan karakter-karakter tersebut sehingga akan menciptakan suasana kelas yang kondusif. Berikut beberapa tips-tips mengondisikan kelas menurut Muya Barida, M. Pd. salah satu dosen Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Pertama, gaya belajar. Tidak mudah bagi seorang guru untuk mengidentifikasi karakter setiap siswa. Namun, guru yang baik harus menyesuaikan dan memberdayakan dirinya untuk mengajar siswa. Berikut merupakan tiga gaya belajar yang perlu diperhatikan.

a. auditorik
Pada gaya belajar ini, seorang guru memfokuskan dirinya untuk lebih menguasai materi pembelajaran. Siswa akan mendengarkan penjelasan tanpa mesti dibarengi dengan visual. Tipe siswa yang senang mendengarkan biasanya mudah terganggu jika ada keributan di kelas. Namun, perlu disadari bahwa gaya bicara seorang guru harus asyik sehingga siswa yang mendengarkan tidak mudah bosan dan mengantuk. Namun hal ini perlu diperhatikan bahwa siswa harus lebih aktif dari guru. Dapat diimbangi dengan proses tanya-jawab yang ringan.

b. visual
Pertunjukkan foto maupun video melalui layar proyektor dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan minat perhatian mereka. Peran guru sangat penting untuk memvisualisasikan suatu media pembelajaran agar membuat siswanya tertarik dan merasa bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.

c. kinestetik
Bagi anak-anak yang aktif, mereka akan mudah bosan dengan keadaan. Maka dari itu, optimalkan gaya belajar kinestetik agar mereka (anak-anak aktif) dapat bebas berekspresi. Misalnya mengajak siswa ke taman sekolah untuk mempelajari struktur daun. Begitu pula dengan anak pendiam atau pasif. Guru dapat mendayagunakan gaya belajar ini agar mereka yang biasanya diam dan pasrah, ikut berekspresi sesuai dengan kemampuannya.

Kedua, menjadi guru yang aktif. Dalam hal positif, guru yang aktif dan penuh semangat dapat membuat siswa tidak mudah jenuh. Materi yang diajarkan guru akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Namun, patut dihiraukan bahwa guru yang terlalu aktif akan menimbulkan siswa merasa muak dengan keadaan kelas. Menurut kurikulum 2013, siswa dituntut harus lebih aktif daripada guru. Maka dari itu, guru perlu mengatasinya dengan membagi kelompok kelas dan membiarkan siswa saling bertukar pendapat. Ingat, ketika menjelaskan materi jangan hanya duduk diam di balik meja, ya!

Ketiga, berikan kartu reward untuk siswa-siswa yang terlambat. Dalam kartu reward ini terdapat tulisan-tulisan, seperti: bacalah puisi di hadapan teman-temanmu, ceritakan pengalaman yang menarik, berdongeng, dan lain sebagainya. Kartu reward sangat efektif untuk mengurangi siswa-siswa yang biasa datang terlambat ke kelas. Mereka akan lebih disiplin mengenai waktu.
Keempat, jangan menjadi guru cerewet. Guru yang cerewet berbeda dengan guru aktif. Tipe guru ini cenderung tidak disukai oleh siswa karena sering mengomel. Sejatinya, guru yang banyak bicara pasti terdapat sebab. Ia peduli terhadap siswanya, namun menegur dengan cara yang salah. Jangan lakukan itu! Cukup nasihati siswa dengan intonasi lembut tetapi tegas.

Kelima, kontak mata. Jika keributan di kelas belum reda, maka lakukan kontak mata secara menyeluruh. Jangan hanya duduk diam di balik meja sambil menegur, “Ssst … diam!” Apalagi dengan suara yang begitu pelan. Bukannya takut, siswa-siswa justru mengabaikan teguran tersebut. Akan tetapi, jangan melakukan kontak mata dengan tajam dan mengintimidasi. Berikan siswa tatapan teduh dan hangat sembari sesekali menepuk pelan punggungnya, sehingga siswa akan merasa nyaman.

Melalui tips-tips mengondisikan kelas ini, diharapkan guru, dosen, maupun mahasiswa yang hendak magang dapat menerapkan kelima tips tersebut ketika belajar-mengajar di kelas. Lakukan kegiatan belajar yang dapat membuat siswa merasa menyenangkan karena telah dibimbing oleh Anda. Ciptakan suasana kelas yang mengasyikkan, ya!

 

*****

Penulis: Nita

Editor: Annisa Maulida Ramadhani dan Jemi Ilham

Leave a Reply