Cak Sule: PEKSIMIDA 2018 Berat

Yogyakarta, Jumat (7/9/2018), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi tuan rumah acara Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA) XIV, Daerah Istimewa Yogyakarta. UAD menjadi tuan rumah untuk tangkai lomba cipta puisi, cipta cerpen, cipta lakon, baca puisi putra, dan baca puisi putri.

UAD mengirimkan dua orang mahasiswinya untuk tangkai lomba penulisan cerpen yaitu, Dewi Nur Alifah dari prodi Pendidikan Matematika semester tujuh dan Rita Wahyu Nurdayanti dari prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) semester tujuh. Sule Subaweh alumni PBSI UAD, penulis buku cerpen ‘Bedak Dalam Pasir’ menjadi mentornya. Cak Sule, sapaan akrabnya melatih mahasiswa yang ikut dalam tangkai lomba penulisan cerpen kurang lebih selama satu bulan setengah.

“Materi disesuaikan dengan kemampuan anak yang saya mentori. Karena ada dua anak, maka saya memberikan materi yang berbeda-beda, sesuai dengan yang dibutuhkan. Mahasiswa yang saya mentori masih bingung mencari ide dan mengolah ide. Maka, materi pertama bagaimana mencari ide dan mengolahnya. Selanjutnya alur dan membentuk konflik sejak awal paragraf. Rata-rata mereka banyak kesalahan dalam logika berbahasa. Masih lemah dalam tata bahasa dan Ejaan Yang Disempurnakan. Selain itu mereka juga diberikan materi bagaimana membentuk karakter tokoh melalui dialog.” Tutur Cak Sule.

Untuk menambah wawasan mereka Cak Sule meminta untuk membaca referensi cerpen yang sudah ditentukan, kemudian mendiskusikan cerpen yang sudah mereka baca dan mulai menganalisis cerpen karya mereka sambil membandingkan dengan cerpen yang telah dibaca.

Dalam seminggu, mereka mengadakan dua kali pertemuan dengan jangka waktu yang tidak menentu, mereka dituntut menulis dua cerpen dalam satu minggu. Adapun kendala yang dihadapi Cak Sule yaitu mahasiswa yang baru belajar menulis cerpen. Menjelaskan dari dasar agar mereka paham dan menulis dengan pemahaman. Kendala lainnya, Mereka disibukkan dengan magang di sekolah. Selain itu kadang-kadang mereka belum selesai menuliskan cerpen yang ditugaskan pada pertemuan sebelumnya, sehingga mereka diminta Cak Sule untuk menyelesaikannya terlebih dahulu. Dan itu menghabiskan waktu. Persaingan dalam acara PEKSIMIDA 2018 cukup berat.

“Universitas yang patut diwaspadai adalah UNY, UIN dan UGM. UIN adalah sarang penulis. Tentu mereka matang sebelum ada lomba. Sedangkan UNY mempunyai tradisi menulis yang kuat. Jalinan hubungan dengan alumninya yang sudah melalang buana di dunia penulisan sangat baik. Sedangkan UGM, mereka mempunyai kekuatan dana untuk membayar mentor yang sudah punya nama.” Ujar Cak Sule.

Penulisan cerpen pada PEKSIMIDA dan PEKSIMINAS sebelumnya UAD meraih juara satu. Berat bagi Cak Sule karena ada tuntutan agar penulisan cerpen tahun 2018 juga harus juara. (APR)

Leave a Reply