Daerah perbukitan di wilayah Prambanan banyak menyimpan pemandangan alam yang ciamik. Sejumlah spot wisata yang menawarkan keindahan alampun sangat beragam.
Bagi para sebagian orang seperti pelajar atau mahasiswa yang sudah penat dengan rutinitas yang begitu padatnya, tempat ini sangat cocok untuk melepas penat. Pada bulan puasa\juga sangat cocok ngabuburit menikmati matahari terbenam (sunset) di tempat ini sembari menunggu adzan magrib.
Selain terkenal dengan candinya, seperti Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, ataupun Candi Ijo, Prambanan juga memiliki banyak spot-spot wisata. Selain Tebing Breksi, wisata Slamet Riyadi, Watu Payung, saat ini sedang dirintis spot baru di Wukirharjo. Spot ini berada di Bukit Klumprit, Dusun Klumprit, Wukirharjo, Prambanan.
“Wisatawan nanti bisa melihat pemandangan dari empat penjuru, Utara, Timur, Selatan dan Barat,” jelas Kaur Keuangan Pemdes Wukirharjo Suparman, saat ditemui di kediamannya, Kamis 23 Mei 2019.
Lokasinya yang berada di wilayah ketinggian, jika menghadap ke Utara, wisatawan akan menyaksikan keindahan Gunung Merapi dan Candi Prambanan. Di sebelah Timur, tampak wisata Rawa Jombor, ke Selatan selain perbukitan purba Gunungkidul juga terlihat wisata rumah Dome.
Pandangannya terbuka dan luas karena ini puncak tertinggi di perbukitan Prambanan. Luas area sekitar 25 hektare. Kondisi topografi di bukit ini tidak sepenuhnya rata. Sebab, sebagian besar lokasi tersebut dipenuhi batuan Breksi.
“Banyak bebatuan Breksi, tapi ini bukan wilayah penambangan. Jadi lokasi ini masih alami,” tutur Suparman.
Akses menuju Bukit Klumprit tersebut sangat mudah. Jalan cor halus sudah menyambut pengunjung untuk menuju ke lokasi tersebut. Di beberapa titik wisatawan harus berjalan sedikit mendaki. Meskipun begitu, waktu tempuh berjalan kaki dari bawah ke puncak Bukit Klumprit hanya sekitar 10-15 menit. Masuk pada wisata ini tidak dipungut biaya hanya saja pembayaran parkir. Dari Kota Yogyakarta menuju Bukit Klumprit berjarak 22 kilometer dan memerlukan waktu tempuh sekitar 45 menit dengan kendaraan bermotor.
Bukit Klumprit punya potensi wisata yang besar karena kontur arealnya yang unik. Di Bukit Klumprit, kita bisa melihat bebatuan yang terlukis secara alami. Lukisan ini terbentuk dari aliran air yang tercipta ribuan tahun lamanya.
Selian bebatuannya yang unik, bukit Klumprit masuk dalam tiga wisata baru di Shiva Plateau, yaitu: Selo Langit, bukit Teletubbies, dan bukit Klumprit.
Shiva Plateau merupakan dataran tinggi yang berada di wilayah Sleman bagian timur, tepatnya sebelah selatan Prambanan. Plateau atau yang dengan nama lain ‘Plato’ memiliki arti dasar berupa dataran tinggi. Sedangkan Shiva (Siwa) diambil dari nama Dewa Hindu. Penggunaan nama ini bisa jadi karena di dataran tersebut ada banyak candi peninggalan budaya Hindu.
Banyak para pesepeda yang mengunjungi Bukit Klumprit itu karena medan yang menanjak untuk sampai ke lokasi, menjadi daya tarik bagi mereka untuk menaklukkannya. Selain menjadi tempat wisata yang baru tempak ini sangat cocok bagi para goweser untuk memacu anrenalin.
“Medan yang menanjak untuk menuju ke sini merupakan tantangan yang harus ditaklukkan,” ujar Anto Presadi seorang pesepeda asal Kota Gede Yogyakarta.
Walaupun dari jarak yang ditempuh itu jauh tidak menghalangi semangat para goweser untuk menaklukkan track untuk menikmati spot pemandangan di Bukit Klumprit.
“Jadi, untuk para wisatawan dan goweser yang belum pernah ke sini, sempatkanlah waktu untuk berkunjung menikmati spot yang sangat menawan ini”, tutupnya. (HMD)