Nasib Tiga Penelitian

Seminar proposal adalah penyampaian rencana penelitian tugas akhir mahasiswa di depan dosen penilai dan dihadiri oleh mahasiswa lain dari prodi yang sama. Pemilihan judul untuk seminar proposal untuk di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dilakukan pada semester enam. Namun dikalangan mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) terdengar simpang siur tentang perubahan sistem penelitian seminar proposal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Untuk meluruskan berita tersebut maka Wachid Eko Purwanto, M.A. selaku sekertaris prodi PBSI telah menyampaikan tentang kebenaran berita tersebut. Beliau menyampaikan memang telah diberlakukan sistem baru untuk seminar proposal dimana setiap mahasiswa diminta mengumpulkan tiga proposal yang berkaitan dengan pendidikan, bahasa, dan sastra, yang selanjutnya dari ketiga proposal tersebut dosen akan memilih satu proposal untuk menjadi judul skripsi.

“Jadi memang tidak seperti yang kemarin karena ada beberapa sebab yang pertama, karena tuntutan akreditasi, selanjutnya karena tuntutan penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa maka, untuk penelitian seminar proposal setiap mahasiswa diminta untuk mengumpulkan tiga proposal seminar yang berkaitan dengan pengajaran, bahasa, dan sastra yang nantinya akan diadakan yudisium oleh bapak/ibu dosen yang akan memilihkan proposal salah satu dari tiga proposal itu”, tutur Wachid.

Dosen sastra ini juga meminta agar mahasiswa tidak kawatir dengan sistem baru ini karena setiap mahasiswa pasti akan mendapatkan dosen pembimbing dan di berlakukannya sistem ini agar penelitian diketiga bidang bahasa (pengajaran, bahasa, sastra) dapat terbagi dengan rata. Namun dari sisi mahasiswa sendiri ada ketidaksetujuan dari diberlakukanya sistem ini, mereka berpendapat bahwa sistem yang baru ini akan membatasi mereka untuk memilih, mereka kawatir mendapatkan judul proposal yang tidak sesuai dengan minatnya.

“Saya rasa kurang pas dengan sistem ini karena setiap mahasiswa punya bakatnya masing-masing, takunya nanti kalo dilihkan malah ndak sesuai dengan bakatnya”, tutur Anisa Himawati mahasiswi PBSI.

Walau demikian ada juga mahasiswa yang setuju dengan sistem baru ini karena dapat belajar dari ketiga bidang penelitian yaitu pengajaran, bahasa, dan sastra.

“Kalau saya senang-senang saja dengan kebijakan ini karena dengan mengumpulkan tiga proposal tersebut kita berarti sudah berlatih, mencoba mencari, merumuskan, dan menulis masalah, ibaratnya setelah kita mengerjakan ketiga makalah itu kita jadi bisa menangkap benang merah tentang cara mengerjakan skripsi”, tutur Dian Monica Sari, mahasiswi PBSI semester enam.

Apapun nanti keputusan prodi itu juga demi kebaikan mahasiswanya dan sebagai mahasiswa hal ini akan mengacu untuk memaksimalkan pengerjaan ketiga penelitian tersebut.

 

Reporter: Kresna Sugiarto

1 Comment

  1. Hamba says: Reply

    99% mahasiswa tidak setuju dengan perubahan itu.

Leave a Reply