Manis Wajahmu
Bolehkah sayang
Si brengsek ini menetap pada lekuk manis wajahmu
Menikmati garis lengkung yang tak lekang oleh waktu
Goresan itu akan terus membentang walau nanti sukmamu telah berpulang
Tak apa sayang, sejak mataku memandang aku tahu itu takkan pernah padam
Sepasang Purnacandra
Purnacandra terbit sepanjang masa pada sepasang netra
Putih suci berkilau
Hitam pekat membulat
Cahayanya habisi lara yang menyelimuti jiwa
Pekatnya hisap segala gundah gulana
Gerakannya mengitari sanubari
Mengawasi lara dan gundah tetap mati
Mawar Merah Bibirmu
Mawar merah tumbuh dibibirmu
Merona mencuri pandang mata
Lembut menggoda mengacak irama jantung manusia
Namun mawar itu tipis dan kering
Maka izinkan aku jelita untuk menyiraminya dengan cinta
******
Puisi oleh Manyu Santoso, mahasiswa semester 2 PBSI UAD.