5 Tahun Teater JAB Tak Pentaskan Monolog

Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) sukses mementaskan parade monolog pada tanggal 22 Desember 2018 dengan tema “Asa Suang Selangkah Juang” di Basement Kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pentas monolog teater JAB, pertama kali dilaksanakan pada tahun 2013 yang diketuai oleh Badrun, mementaskan 4 naskah monolog. Setelah 5 tahun, pada tahun 2018, teater JAB kembali mengadakan pentas monolog, mementaskan 3 naskah monolog. Penonton yang terdata sebanyak 227 orang.

Tercetusnya ide parade monolog, sudah dicanangkan diawal kepengurusan, sebagai program kerja yang akan akan dilaksanakan. Berangkat dari kegelisahan sesama pengurus sebab monolog teater JAB sudah lama tidak ditampilkan lagi dalam bentuk pementasan. Kepengurusan 2018 ingin mengangkat lagi parade monolog. Salah satu pemantiknya yaitu diraihnya prestasi cabang monolog di berbagai lomba, seperti Pekan Seni Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Jakarta meraih juara 1, dan yang terbaru pekan seni mahasiswa daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta meraih juara 3.

Prestasi yang ditorehkan dalam cabang monolog menjadi suntikan semangat teater JAB untuk mengadakan pentas parade monolog. Dalam mempersiapkan pentas kali ini, teman-teman teater JAB berjuang keras dari pemantapan konsep, ide, dan gagasan. Persiapan memperkokoh tim, memperkuat dasar tim kerja, baik tim produksi, artistik, dan tim penyutradaraan. Setiap angkatan bekerja sama untuk menyukseskan parade monolog 2018. Diproses kali ini, juga melibatkan anggota baru 2018 sebagai bahan pelajaran.

Adapun pesan yang disampaikan dari hasil wawancara dengan ketua teater JAB 2018, Ridho Iqbal Subariansyah yaitu, naskah ‘Topeng Bob Sulaiman’, jangan merampas hak orang lain. Naskah ‘Rumah Yang Terbakar’, menghargai perbedaan dan tidak gegabah mengambil tindakan. Naskah ‘Eksperimen Moral’, tentang pengontrolan ego agar tidak memperbudak manusia dalam tindakannya. (JI)

Leave a Reply