Pandemi dan Segala Perubahannya

Judul Buku : Sepotong Hati Di Angkringan
Penulis        : Joko Pinurbo
Penerbit      : Diva Press
Cetakan       : 1, 2021
Tebal            : 80 halaman
ISBN             : 978-623-293-316-3

Joko Pinurbo atau sering dipanggil Jokpin merupakan seorang penulis puisi. Ia lahir di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962. Ia mulai giat dalam menulis puisi pada saat ia berusia 37 tahun, bisa dibilang bukan usia yang muda lagi. Karya puisi yang dibuatnya memiliki bahasa yang cair namun panjang. Dengan kata-kata yang menarik, membuat puisi Joko Pinurbo dapat diterima dan dinikmati oleh para pecinta sastra di Indonesia.

Buku bersampul coklat muda yang diterbitkan oleh Diva Press ini akan memanjakan kita dengan 45 puisi yang dikemas kedalam satu tema, yaitu tema pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, khususnya daerah Yogyakarta. Saya melihat Yogyakarta bukan sebagai tempat, saya tidak mengerjakan Yogyakarta secara fisik, geografis, tapi alam kebatinannya, dan karakter orang-orang di dalam suasananya. Puisi-puisi tersebut diakui Jokpin sangat berlatar khas Yogyakarta. Bahkan ia sengaja membuat puisi yang mengikuti perkembangan situasi pandemi dari hari ke hari. Buku Sepotong Hati Di Angkringan ini bisa diberikan kepada semua kalangan. Karya sastra ini tentunya akan menjadi refleksi diri kita untuk lebih sadar akan bahaya virus Corona.

Bahasa puisi karya Joko Pinurbo tergolong mudah untuk dipahami, namun memiliki makna yang dalam. Puisi “Sinau” menggambarkan bagaimana pekerjaan-pekerjaan semua orang dimasa pandemi ini. Cukup menceritakan bagaimana orang-orang melakukan semua pekerjaan mereka dari rumah, mulai dari sekolah, kuliah, beribadah, dan bekerja. Banyak puisi-puisi lainya yang memiliki makna yang dalam dan punya gambaran suasana yang terjadi pada saat pandemi seperti, “Jalan Corona”, “Protokol Kewarasan”, “Sajak Semoga”, “Sajak Berdua”, “Di Rumah Sakit”, dan masih banyak lagi.

Puisi “Jalan Corona” juga mengangkat tema pandemi Covid-19, seperti pada kutipan berikut: “Jalan yang terasa jauh dan entah akan sampai di mana, padahal hanya berputar-putar di sekitar rumah kita.” Satu kalimat yang merangkum imbauan tetap di rumah saja, fakta tentang pandemi yang entah kapan berakhirnya, dan awalnya jauh sebelum korona benar-benar muncul di sekitar lingkungan kita. Buku ini juga menggambarkan misteri yang ada di Yogyakarta seperti pada puisi “Suara Drumben Dini Hari”. Puisi tersebut bercerita tentang seseorang yang merindukan Yogyakarta dengan suara drumben yang muncul dini hari, yang tidak tau dimainkan oleh siapa, dan dari mana asalnya, seakan-akan seperti perasaan yang tidak membutuhkan bukti.

Buku ini termasuk salah satu buku yang tepat untuk dibaca oleh semua kalangan. Sesuai dengan tema dan isinya, buku ini akan memberikan kita ingatan untuk selalu waspada, sabar, dan tetap semangat dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini.

 

 

*****

Resensi ditulis oleh Rahma Sapitri, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Penyunting : Hanita Ayu

Resensi ini pernah terbit dalam koran Kedaulatan Rakyat (KR) pada 27 Juli 2021

Gambar asli https://mojokstore.com/product/sepotong-hati-di-angkringan/

Leave a Reply