Sastra cyber adalah karya sastra yang dikerjakan dan dipublikasikan melalui internet. Fitri Merawati M.A salah satu dosen PBSI UAD memilih penelitian sastra cyber. Ia menjelaskan, penelitian sastra cyber ini semula dari spesifik tesis semester dua.
Alumnus SI UAD dan S2 UGM ini berpikir, awalnya sastra cyber hanya sebatas internet saja. Sekarang, di akhir tahun 90-an internet mulai cukup merebak sampai tahun 2000-an sudah semakin banyak. Banyak orang menulis karya-karyanya, kemudian diunduh melalui cyber. Hingga sudah menjadi polemik sejak tahun 2001. Akhirnya ia memilih sastra cyber untuk dijadikan bahan riset penelitiannya.
Fitri menjelaskan, “Seiring dengan perkembangan teknologi, sastra ia rasa juga ikut berkembang. Awalnya dari buku lalu berpindah ke internet. Saat melakukan penelitian ia menggunakan beragam teori, seperti teori formula, teori diskors, teori semiotika, dan teori sosiologi.”
“Tujuan saya melakukan penelitian lebih memberi variasi riset saja. Karena melihat mungkin variasi riset kebanyakan lebih ke riset-riset buku, untuk sastra lama riset ke kitab, dan media massa karena era berkembang sehingga muncul sastra cyber ini menjadi salah satu alternatif riset saya,” ujar dosen sastra PBSI UAD ini saat ditemui di lantai satu kampus 4 UAD pada hari Rabu 24 April 2019.
Hambatan-hambatan yang terjadi selama ia melakukan penelitian yaitu saat penggalian data-data. Mengingat sastra cyber merupakan media yang luas, kadangkala semua ingin dibahas sehingga butuh pecermatan lebih untuk meriset pembahasannya. Hambatan lain seperti pencarian beberapa referensi, karena dalam sastra cyber banyak yang menulis essay, namun referensi yang bersifat akademik dan jurnal masih sedikit kurang.
Reporter: Annisa Maulida Ramadhani