Jemi Batin Tikal, salah seorang penulis muda baru saja menerbitkan buku puisi debutan, berjudul Yang Tidak Mereka Bicarakan Ketika Mereka Berbicara Tentang Cinta. Buku puisinya terbit Agustus 2023. Puisi-puisi di dalamnya bertitimangsa dari tahun 2017 hingga 2023. Penulis yang saat ini tinggal di Yogyakarta, mengumpulkan puisi-puisinya yang telah ditulis selama kurun enam tahun.
“Buku puisi ini terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama, “Melayat ke Luar” yang merekam dan menuliskan persentuhanku dengan peristiwa-peristiwa selama di perantauan. Pada bagian ini, menuliskan puisi bermuatan sejarah atau kondisi sosial di beberapa daerah, kota-kota yang pernah disinggahi, baik secara langsung maupun melalui riset kepustakaan & audio-video, seperti Payakumbuh, Palembang, Jakarta, dan Yogyakarta,” ungkap Jemi.
Bagian kedua “Melayat ke Dalam”, berisi puisi tentangBangka Belitung, tempat kelahirannya. Pertambangan timah yang memiliki andil besar bagi terbentuknya sejarah & kondisi sosial budaya masyarakat di sana, tak luput dipuisikan. Puisi-puisi yang terangkum di bagian ini, berpijak pada kelindan masa lalu–masa kini yang diamati dan dialami oleh penyair.
Karya Jemi mengalun dari tutur tegas ke ekspresi liris yang sendu; menguak banyak hal; cinta, kritik sosial, dan kegelisahan terhadap sekitar. “rancangan visual layout dan sampul buku puisi ini dikerjakan oleh Aka Rifai, seorang graphic designer & illustrator. Aka Rifai menawarkan konsep visual tipografi hasil riset dan eksperimennya. Jika buku puisi di Indonesia umumnya didampingi visual foto atau ilustrasi, maka visual tipografi temuannya ingin menonjolkan, memaknai, mendalami, dan menggali kekuatan dari kata-kata,” paparnya.
Rencananya, Jemi dan Rifai, juga akan membuat versi buku puisi edisi khusus untuk dikoleksi. Buku puisi Yang Tidak Mereka Bicarakan Ketika Mereka Berbicara Tentang Cinta, setelah terbit bisa dipesan melalui media sosial penulis Instagram/Facebook @jemibatintikal atau di beberapa reseller toko buku yang bekerjasama dengan penerbit Litani Literasi.
***Reporter : Lulu Keenness Izzati***
***Penyunting : Annisa Nuratin***