Sanggar seni RnB adalah salah satu penampilan yang menarik perhatian penonton dalam parade pembukaan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2019, Kamis (4/7). Kontingen Sanggar Seni RnB berkolaborasi dengan teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) yang ikut meramaikan acara tersebut.
Ada sekitar 2000 peserta berpartisipasi dalam acara itu. Parade dimulai dari berbagai tempat yang kemudian bertemu di kawasan 0 kilometer tepatnya di depan bekas Gedung Sonobudoyo sebagai titik temunya.
JAB dan Sanggar Seni RnB membawa tema “Kuliner” memperkenalkan berbagai makanan khas daerah seperti kue lapis, bakmi, pastel, onde-onde dan klepon. Semua makanan khas yang dipamerkan dipadukan dengan parade busana yang unik dan beragam, serta dengan alunan musik yang merdu menambah semangat kontingen dalam mengikuti pawai.
Jumlah kontingen sanggar seni RnB yang mengikuti kurang lebih 70 orang, dengan 80% peserta dari mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD. Semangat dan minat teater JAB dan mahasiswa PBSI dalam melestarikan kebudayaan Yogyakarta adalah wujud cinta tanah air dan tanggung jawab sebagai generasi muda untuk menjaga budaya dan ciri khas yang ada.
“Ikut serta dalam pawai pembukaan FKY 2019 memberikan pengalaman baru, kesenian banyak ragamnya, dengan parade kostum menumbuhkan ide-ide kreatif agar terbuka wawasannya tentang kesenian,” ujar Ridho Iqbal S, ketua teater JAB.
Momentum FKY dengan Yogyakarta sebagai kota budaya mejadikan jendela utama untuk menampilkan produk Yogyakarta 2019.
Sebagai ketua umum dalam acara FKY 2019 Paksi Raras Alit memberikan penjelasan perihal alasan dan maksud dipilihnya “Mulanira sebagai ruang ragam interaksi” sebagai tema. Menurutnya Yogyakarta merupakan kota yang memiliki ruang ragam budaya dan juga interaksi berbagai budaya yang masuk sehingga membentuk satu ciri khas kebudayaan Yogyakarta yaitu tepaselira, apapun kebudayaan yang masuk kita terima dan kita olah kembali menjadi salah satu kekayaan kebudayaan Yogyakarta.
“Acara ini mampu menyedot antuisasme masyarakat hingga turis rela berdesak-desakan agar bisa menyaksikan langsung dan mengabadikan parade pembukaan FKY. Maka dari itu kita sebagai anak muda harus bangga akan kebudayaan yang kita miliki dan anak muda jangan malu untuk menjadi Indonesia,” Ujar Paksi menambahkan. (llk)